Musim hujan gini teh, enaknya bobo cantik. Tapi, meskipun hujan dimana-mana aku udah punya rencana untuk hadir di acara Indonesia Netaudio Festival 2 yang diselenggarakan oleh Sorge Sindikasi, KKBM Unpar, IFI Bandung, dan Indonesia Netlabel Union. Jumat (14/11) kemarin huhujanan demi dateng ke acara ini yang berada di Institut Francais Indonesia (IFI) Bandung.
Ah, biarin aja huhujanan juga. Soalnya, nggak akan sia-sia dateng ke sana. Di sana akunya bakalan ngedapetin berbagai macam ilmu, kebahagiaan, dan juga jodoh, ingin. Dari mulai INF Market yaitu bazaar karya dan produk digital seperti mp3, gif, meme, wordpress template, zine, dan merchandise band. Ada juga INF Work 1&2, INF Talk, INF Screen, dan juga INF Gig1.
Di INF Work 2, aku dapetin ilmu dari CombineRI, mba Idha, yang jauh-jauh dateng dari Yogyakarta buat ngejelasin apa itu radio komunitas dan radio online. Bermanfaat banget pokoknya, mulai dari ngejelasin apa itu radio online sampai ngejelasin hukumnya segala. Jadi banyak belajar lah, kalau kita itu dilindungi oleh UU ITE.
Dan, bukan cuma mba Idha aja, ada juga perwakilan dari IFI, mas Ricky yang ngejelasin tentang alternatif untuk menghindari copyright violance. Nah kan, pasti nyesel lah buat kalian yang berkutat di dunia radio dan musik karena nggak dateng ke acara yang diberi hashtag twitter #INF2 ini.

Bakalan makin nyesel, karena masih di INF Work 2 kalian melewatkan momen dimana Blur Radio yang berasal dari mahasiswa-mahasiswa Unpad Jatinangor dan kami dari ROI Radio, menjelaskan bagaimana radio mandiri kita berjalan hingga saat ini. Bukan cuma itu, kita juga berkolaborasi untuk menjelaskan bagaimana cara membuat radio online yang ternyata, sangatlah mudah.
Acara yang dimulai dari jam 1 ini, agak ngaret dikit dikarenakan, nggak tau juga, sih, karena apa, haha! Selain keempat pembicara tadi, di waktu yang sama tapi di ruangan yang berbeda, ada INF Work 1, lokakarya mengenai Dubsiren bersama Vascolabs, berbicara tentang pemahaman dasar soal komponen elektronik sederhana. Ada dua 555-chips untuk menghasilkan suara, yang memiliki tombol-tombol untuk volume, modulation, waveform phase, dan waveform controller.
Belum habis ih, ada lagi INF Talk di jam 3 sore bersama Mba Nuraini Juliastuti dari KUNCI Cultural Studies Center dan juga Mas Budi Warsito dari Kineruku yang menelaah buku “Memuliakan Penyalinan” karya Marcus Boon, yang menjelaskan tentang merasuknya penyalinan dalam yang dinamakan budaya kontemporer.
Masih ada lagi, di INF Screen pada jam 5 sore yang memutar sebuah film dokumenter yang ditulis, disutradarai, dan diproduseri oleh Brian Knappenberger menceritakan tentang kehidupan seorang aktivis internet asal Amerika Serikat yang berjuang untuk open-free culture di internet, yakni Aaron Swarts. Ini, film berbahasa Inggris? Iya, kenapa? Masih belum fasih dengan bahasa Inggris? Tenang, filmnya itu ditampilkan dengan subtitle berbahasa Indonesia yang dikerjakan oleh C2O Library & Collabtive.
Udah ah, capek. Nih, hari Sabtu (15/11) masih ada INF Market, INF Work 3, INF Talk 2, INF Gig 2, dan ditambah INF Share yaitu booth yang berbagi musik bebas, sharing offline rilisan netlabel dan karya musik lainnya yang dirilis bebas di internet. Kalau nggak dateng, jangan nyesel kayak Melinda Dee yang bocor di dalam ya.
Hitam.
Be First to Comment